Senin, 29 Oktober 2012

budidaya belut di air jernih tanpa lumpur

budidaya belut di air jernihBelut bisa hidup dan bisa dibesarkan di air Bersih (air bening) tanpa lumpur ini adalah hal yang sangat luar biasa, ini adalah teknik terbaru yang pertama kali dikembangkan oleh peneliti di Jepang. Ini bener-bener ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita khususnya para pembudidaya belut, sehingga kita bisa lebih effisien dalam melakukan usaha ini.

Dengan adanya tehnik terbaru ini para pembudidaya belut sudah tidak pusing-pusing mencari "pelepah pisang, jerami, lumpur, kotoran sapi dan lain-lain, kita sudah tidak repot lagi untuk melakukan bokasi dan menfermentasikan-nya.

Ini bukan penampungan dan bukan hasil rekayasa tetapi bener-bener hasil budidaya. Tempat hidup alami belut (Monopterus albus) yang tinggal di dalam lumpur. Banyak orang, baik penelitian atau usaha, yang sudah mencoba membikin lumpur untuk usaha budidaya. Mungkin beberapa yang berhasil meskipun kebanyakan yang lainnya masih memperoleh hasil yang belum optimal, karena hidup di dalam lumpur, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memastikan jumlah serta perkembangan belut selama masa pemeliharaan. sehingga, sangat layak bila kemudian mencoba berinovasi: "Budidaya Belut Di Air Bersih (air jernih) tanpa lumpur"

Dalam hipotesis: mungkin belut bisa hidup dan dibesarkan pada air bersih tapi tetap harus menggunakan lumpur untuk reproduksi alami.

Secara teknis: sejauh kebiasaan makan bisa diadaptasikan dan kebutuhan pakan bisa disuplay secara terkontrol, seharusnya pembesaran belut di air bersih dapat dilakukan. hanya saja, kontrol terhadap kemungkinan serangan penyakit akibat proses adaptasi harus benar-benar diamati dan dijaga.

Keuntungan: dengan pembesaran belut pada air bersih, jumlah (yang berkaitan dengan kelangsungan hidup) dan pertumbuhan (yang berhubungan dengan penambahan bobot) dapat selalu terkontrol sehingga target produksi bisa lebih ter-realistis dan untuk jumlah penebaran bibit belut di air bersih bisa lebih besar (bisa 10 bahkan sampai 30 kali lipat dibanding dengan penebaran benih di media lumpur).

Walau masih banyak orang yang tidak/belum percaya dengan adanya Ilmu terbaru ini (belut bisa hidup dan bisa dibesarkan di 100% air bersih (air bening) tanpa lumpur, mungkin karena mereka belum pernah melihat dan belum pernah mencobanya karena belum tahu tehnik-tehnik dalam melakukan Budidaya Belut Di Air Bersih.

Sekilas Tentang Belut

Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular memiliki bentuk tubuh memanjang, tidak bersirip dan tidak bersisik, serta memiliki lapisan lendir di sekujur tubuhnya yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diberikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).

Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tubuh licin berlendir, tidak bersisik, dapat bernafas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik, bermata kecil.

Ukuran tubuh belut bervariasi. Monopterus indicus hanya berukuran 8,5 cm, sementara belut marmer Synbranchus marmoratus diketahui dapat mencapai 1,5m. Belut sawah Monopterus albus sendiri, yang biasa dijumpai di sawah dan dijual untuk dimakan, dapat mencapai panjang sekitar 1m (dalam bahasa Betawi disebut moa).

Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur (tempat persembunyian). Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil dan juga ada yang bersifat kanibalisme.

Spesies belut mempunyai nilai pemakan yang tinggi. Khasiatnya dikatakan setanding dengan ikan tengiri dan selar, mengandungi 18.6 % protein dan 15 % lemak. Belut juga kaya dengan lemak, kalsium, vitamin B, Vitamin D dan zat besi. Tidak heranlah banyak yang percaya belut boleh membantu mengubati penyakit seperti sakit pinggang, lelah, darah tinggi, lemah tenaga batin dan penyembuhan luka pembedahan. Spesies ikan ini jika dikonsumsi secara rutin miniman 100 gram/hari dikatakan boleh menguatkan daya tahan tubuh, menormalkan tekanan darah, menghaluskan kulit, mencegah penyakit mata, menguatkan daya ingatan dan membantu mencegah hepatitis.

Keunggulan dan Kelebihan Bidudaya Belut Di Air Bersih

• Belut Mudah Dikontrol

Budidaya belut di Media Air Bersih tanpa lumpur terbilang lebih effektif dibandingkan dengan budidaya belut di media lumpur. Khususnya kemudahan dalam melakukan pengontrolan terhadap belut yang dibesarkan, selain itu jika ada belut yang terlihat sakit atau mati, akan mudah terlihat sehingga bisa segera diambil dari kolam budidaya.

• Penebaran Benih Belut Lebih Banyak

Budidaya Belut dengan media air bersih memungkinkan pembudidaya untuk meningkatkan jumlah belut yang di besarkan dikolam hingga bisa mencapai 30 kali lipat per m2 di banding budidaya belut di media lumpur. Hal ini dapat di lakukan karena di media air bersih, fungsi lumpur sebagai alat perlindungan/persembunyian bagi belut, sedangkan budidaya belut di air bersih peranan tubuh belut itu sendiri bisa di jadikan tempat perlindungan/persembunyian bagi belut itu sendiri (pengganti lumpur). Dalam Budidaya belut di air bersih berdasarkan uji coba, untuk ukuran 1m2 bisa ditebar benih belut 30kg, sedangkan di media lumpur penebaran benih untuk ukuran 1 m2 hanya bisa kita tebar 1kg maksimal 1,5kg, jika penebaran melebihi angka tersebut pertumbuhan belut akan terganggu, bahkan bisa terjadi saling nyerang menyerang antar belut untuk berebut wilayah hidupnya. Sehingga tingkat kematian belut di media lumpur akan semakin tinggi.

• Meminimalkan Angka Kanibalisme

Seperti binatang-binatang lainnya, belut yang dibesarkan di dalam air yang berlumpur terutama belut jantan atau belut yang sudah mencapai umur 6-8 bulan, akan memperlakukan habitat tempatnya bernaung sebagai daerah kekuasaannya. bila merasa terusik oleh belut yang lain dan daerah kekuasaannya terancam, belut tersebut akan saling serang menyerang. Hal itulah yang menyebabkan tingginya angka kematian pada belut-belut yang kita pelihara di media air berlumpur. namun, dalam hal ini tidak akan terjadi pada belut yang dipelihara di media air bersih tanpa lumpur, karena antara belut satu dengan yang lainya justru saling membutuhkan, dalam metode budidaya belut di air bersih, badan belut adalah sebagai tempat untuk saling melindungi dan sebagai tempat persembunyian.

• Lebih Effisien Dan Effektif

Belut yang sudah kita kenal dengan gaya hidupnya yang selalu bersembunyi didalam lumpur yang berair. Namun hal yang sebenarnya dimana ada lobang belut yang masih ada belutnya disitu pasti akan terdapat air yang jernih. Dengan adanya hal tersebut berarti syarat hidup belut adalah di air jernih (air bersih), dan tanpa lumpurpun masih bisa hidup dan bisa dibesarkan. Budidaya belut di air bersih (air jernih) tanpa lumpur memungkinkan para pembudidaya tidak akan kerepotan karena harus mencari jerami, debog pisang ataupun lumpur sebagai medianya namun dengan budidaya belut di air bersih cukup dengan air yang jernih saja dan dalam budidaya belut di air bersih juga akan menghemat lahan karena dalam pembikinan kolam dengan media air bersih, bisa disusun menjadi 3 tingkat atau lebih. dalam pemberian pakan di media air bersih juga tidak cuma-cuma(mubadzir) karena setiap kita tebar pakannya, belut akan melihat sehingga belut akan langsung memangsanya.

Faktor-fator Utama Dalam Budidaya Belut Di Air Bersih

Beberapa Fator-faktor Utama Yang Harus Kita perhatikan Dalam Budidaya Belut Di Air Bersih
antara lain :

Air

Dalam Budidaya belut di air bersih, air adalah faktor utama yang sangat berpengaruh pada perkembangan belut. Jika air yang kita gunakan dalam budidaya belut tidak rutin di kontrol maka akan sangat mempengaruhi pada perkembangan belut kita.

Air yang bagaimana yang layak digunakan Budidaya belut air bersih? air yang layak digunakan dalam budidaya belut di air bersih adalah air yang jernih, memiliki suhu antara 25-28 derajat C, air yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya. Air yang kurang layak/tidak bagus untuk budidaya belut di air bersih air PDAM karena banyak mengandung zat-zat kimia (kaporit), air yang langsung diambil dari sumur bur karena sangat minim kandungan oksigennya dan air limbah.

Usahakan dalam melakukan budidaya belut di air bersih, kolam harus ada sirkulasi air walau dengan debit yang sangat kecil (ada yang masuk dan ada yang keluar). Dengan adanya aliran air kedalam kolam budidaya maka akan menambah kandungan oksigen didalamnya sehingga sangat berpengaruh dalam untuk perkembangan serta pertumbuhan belut dan kita juga tidak terlalu repot untuk penggatian air. Jika kolam budidaya belut tidak ada sirkulasi air dan pembuangan, air akan cepat kotor/keruh, maka kita harus sering mengganti air paling tidak selama 2 atau 3 hari sekali, tentunya kita akan sangat kerepotan bukan? Jika air sudah kotor/keruh (warna kuning kecoklatan) air harus segera kita ganti. tapi beda dengan kotoran yang mengendap didasar kolam, walau didasar kolam sudah terdapat endapan tapi airnya masih jernih, air masih layak kita gunakan, asal endapannya tidak terlalu tebal.

Pakan

Pakan juga termasuk salah satu faktor yang sangat penting untuk perkembangan serta pertumbuhan belut. Berilah pakan secukup mungkin, usahakan jangan sampai kekurangan atau jangan berlebihan dan berilah pakan yang paling disukai belut, jika dalam pemberian pakan pada belut terlalu banyak bisa mengakibatkan air cepat kotor(karena sisa makanan) dan bisa mengakibatkan effek negatif pada belut, sehingga belut mudah sakit dan lama kelamaan bisa mengakibatkan kematian. Jika pemberian pakan pada belut kurang, maka bisa menimbulkan sifat kanibalisme pada belut kita dan kita juga akan rugi karena pertumbuhannya akan lama. Selama belut masih mau makan dengan pakan tersebut jangan beralih ke pakan yang lain secara total, kecuali belut mau makan dengan pakan yang kita berikan, jika belut tidak mau makan dengan pakan yang kita berikan, kembalilah kepakan yang sebelumnya.

Jenis-jenis pakan belut antara lain:
cacing lor, cacing merah, cacing lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas, berudu (kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, ulat hongkong dan masih banyak yang lainnya.

Bibit

Pemilihan bibit belut berkualitas adalah salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan budi daya belut. Umumnya bibit belut yang ada saat ini sebagian besar masih merupakan hasil tangkapan alam. Karena itu, teknik penangkapan bibit dari alam menentukan kualitas bibit. Bibit yang ditangkap dengan cara alami menggunakan perangkap, seperti bubu, merupakan bibit yang cukup baik karena tidak mengalami perlakuan yang menurunkan kualitasnya. Sebaliknya, bibit yang diperoleh dengan cara tidak baik seperti disetrum bukan termasuk bibit berkualitas. Pasalnya, bibit seperti ini pertumbuhannya tidak akan maksimal (kuntet). Lebih baik lagi jika bibit yang digunakan berasal dari hasil budidaya. Ukurannya akan lebih seragam dan jarang terserang penyakit seperti yang mungkin terjadi pada belut hasil tangkapan alam. Sayangnya, bibit belut hasil budidaya untuk saat ini masih sangat sedikit.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan terkait bibit belut yang berkualitas.

1. Bibit yang digunakan sehat dan tidak terdapat bekas luka

Luka pada bibit belut dapat terjadi akibat disetrum, pukulan benda keras, atau perlakuan saat pengangkutan. Umumnya, bibit yang diperoleh dengan cara disetrum cirinya tidak dapat langsung terlihat, tetapi baru diketahui 10 hari kemudian. Salah satu ciri-cirinya terdapat bintik putih seperti garis di permukaan tubuh yang lama-kelamaan akan memerah dan pada bagian dubur berwarna kemerahan. Bibit yang disetrum akan mengalami kerusakan syaraf sehingga pertumbuhannya tidak maksimal.

2. Bibit terlihat lincah dan agresif

Bibit yang yang selalu mendongakan kepalanya keatas dan tubuhnya sudah membalik sebaiknya diambil saja karena belut yang sudah seperti ini sudah tidak sehat dan lama kelamaan bisa mati. belut yang sehat mempunyai ciri-ciri: tenang tapi lincah, belut akan mengambil oksigen keatas dengan cepat kamudian kembali kebawah lagi.

3. Penampilan sehat yang dicirikan, tubuh yang keras dan tidak lemas pada waktu dipegang
pada waktu kita memegang belut tentunya kita akan bisa merasakan keadaannya, bila belut tersebut bila kita pegang tetap diam/lemas atau tidak meronta/tidak ada perlawanan ingin lepas, sebaiknya belut dipisahkan, karena belut belut yang seperti ini kurang sehat. Dan sekaliknya jika kita pegang badannya terasa keras dan selalu meronta ingin lepas dari genggaman tangan kita, belut yang mempunyai ciri seperti ini layak kita budidayakan.

4. Ukuran bibit seragam dan dikarantina terlebih dahulu

Bibit yang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran ukurannya harus seragam. Hal ini dilakukan untuk menghindari sifat kanibalisme pada belut. Bibit yang berasal dari tangkapan alam harus disortir dan dikarantina. Tujuannya untuk menghindari serangan bibit penyakit yang mungkin terbawa dari tempat hidup atau kolam pemeliharaan belut sebelumnya dan untuk pemilihan belut yang sehat dan tidak sehat. Caranya adalah dengan memasukkan bibit belut ke dalam kolam atau bak yang diberi air bersih biarkan belut tenang dulu (kurang lebih 1 jam) kemudian berilah kocokan telur dicampur dengan madu 1 jam kemudian penggantian air dilakukan dan biarkan belut sampai bener-bener tenang diamkan kurang lebih 1 hari 1 malam kemudaian masuk bibit kekolam pembesaraan.

Kepadatan (Volume)

Kepadatan penebaran bibit dalam pembesaran jenis-jenis ikan sangatlah mempengaruhi pada perkembangan pertumbuhan dan tingkat kematian, misal, dalam pembesaran jenis-jenis ikan seperti lele,gurame, nila dll, kalau penebarannya terlalu padat, waktu pembesaran bisa terhambat walau pemberian pakan sudah sesuai dengan ukurannya dan juga bisa mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi.

Namun metode pembesaran Belut di media air bersih ini sangatlah berbeda dengan penebaran bibit jenis-jenis ikan yang lainnya, Kepadatan penebaran bibit belut sangat berperan penting pada pertumbuhan dan tingkat kematian. Kepadatan penebaran bibit belut untuk pertumbuhan, tergantung dalam proses pemberian pakan dan untuk tingkat kematian justru bisa meminimalkannya.
Mempersiapkan Pembesaran

Langkah Awal

Langkah awal untuk melakukan usaha budidaya belut di air bersih adalah memelihara pakan, dalam melakukan usaha budidaya belut,jika kita tidak ingin mengalami kendala terutama masalah pakan dan kita juga akan bisa mengurangi biaya operasional usaha ini, lakukanlah langkah awal ini yaitu 3 atau 4 bulan memelihara pakannya terlebih dahulu sebelum kita menebar bibit belut. Karena selama ini kendala dari para pembudidaya belut baik yang menggunakan media lumpur maupun media air bersih adalah pada pemberian pakan yang tidak menentu karena mereka sebelumnya tidak mempersiapkan pakannya terlebih dahuludan hingga kini pakan yang paling disukai belut adalah pakan dari alam, walaupun sudah ada pembudidaya belut dalam pemberian pakannya menggunakan jenis pelet, namun setelah dihitung-hitung hasil analisa usahanya masih sangat minim,padahal dalam setiap usaha tentunya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, bukan malah membuang-buang duit atau tenaga kita kan???

Banyak pembudidaya belut yang masih meremehkan hal ini dan akhirnya mereka yang akan kerepotan sendiri karena setiap hari harus mencari pakan buat belut kalau tidak, mereka harus membeli pakannya, sehingga untuk biaya operasionalnya akan semakin membengkak untuk pembelian pakan. Dengan kita memelihara pakan terlebih dahulu insyaALLOH akan mudah menghitung jumlah panen dan analisa usahanya.

Persyaratan Lokasi

Secara klimatologis belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi kolam tidak beracun.
Suhu udara/temperatur optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-28 derajat C.
Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil.

Belut adalah binatang air yang selalu mengeluarkan lendir dari tubuhnya sebagai mekanisme perlindungan tubuhnya yang sensitif. Lendir yang keluar dari tubuh belut cukup banyak sehingga lama kelamaan bisa mempengaruhi derajad keasaman (pH) air tempat hidupnya. pH air yang dapat diterima oleh belut rata-rata maksimal 7. Jika pH dalam air tempat pembesaran telah melebihi ambang batas toleransi, air harus dinetralkan, dengan cara menggati ataupun mensirkulasikan airnya. Dengan demikian, kolam/tempat pembesaran harus dilengkapi dengan peralatan yang memungkinkan untuk penggantian atau sirkulasi air.

Ada beberapa macam tempat yang dapat digunakan untuk untuk budidaya belut di air bersih (air bening) tanpa lumpur di antaranya: kolam permanen (bak semen), bak plastik, tong (drum).
Dalam Budidaya Belut dengan menggunakan media lumpur dalam wadah/tempat dan ruangan 5X5 meter, hanya bisa dibuat untuk 1 kolam saja berbeda dengan Budidaya belut diair bersih dengan wadah dan Ruangan 5X5 meter, bisa dikembangkanya 3 Kali lipat dari wadah budidaya itu sendiri, karena dalam budidaya air bersih kita hanya memerlukan ketinggian air 30 Cm, maka tempat budiaya kita bisa tingkat menjadi 3 susun atau 3 apartemen.

Senin, 01 Oktober 2012

cara pemupukan kayu sengon


Lubang tanam diberi dulu pupuk dasar kompos atau pupuk kandang. Kemudian
usia 4 bulan stelah tanam dibawah tajuk pohon (kira2 15-20cm dari pokok
tanaman) dibuat lubang melingkar, dimasukkan kompos, dan tanah ditutup
lagi. Takarannya bisa sekitar 2-5kg per tanaman. Lebih juga tidak apa-apa,
malah bagus, tapi kurang ekonomis. Hal ini diulangi lagi tahun selanjutnya.

Kalau mau pakai kimia, takarannya bisa dicoba Urea 40kg, ZA 80kg, TSP
120kg, dan Kcl 160kg setiap hektar. Yang utamanya TSP, karena sengon itu
termasuk legume NFT yang optimal bila kandungan phospat dalam tanah cukup.
Cara aplikasinya seperti diatas.

Bagus juga kalau di tumpang sari. Jadi pemupukannya untuk tanaman
tumpangan. Sengon sih dapat sisa-sisa saja ndak mengapa. Tanaman tumpang
sarinya sesuai umur dan kerapatan tajuk. Usia 1 - 2 tahun bisa pakai jagung
atau tanaman semusim. 3 tahun ke atas bisa kopi, kapulaga, talas atau
tanaman lain yang sesuai di lokasi.

Perawatan paling pembersihan/ pembabatan jalur atau menggunakan dangir
piringan. Kalau mau cepat tinggi, pruning dahan yang kesamping 60%.
Maksudnya 60%, kalau tinggi pohon 10 meter, cabang2 yang ada di 6 meter
kebawah dipotong semua. Usia 3 tahun dijarangkan, yang jelek di tebang.
Hati2 juga dalam penebangan, seringkali yang nebang jorok, jadi nimpa
tanaman di sebelahnya.

Waspada sama karat puru, ini penyakit tumor yang sudah mewabah, 2 taun
kemarin masih di jawa timur - tengah, tapi sekarang di jawa barat juga
sudah banyak. Treatment paling baik adalah pemusnahan batang yang
terinfeksi sedari awal.. Hama lainnya yang repot adalah penggerek, kalo di
sunda namanya Uter. Dia melubangi batang sengon. Antisipasinya dengan
penyemprotan pestisida atau dengan menyelipkan jalur tanaman pohon lain
yang berfungsi sebagai 'pestisida' hidup 

Selasa, 25 September 2012

Cara menghitung kubikasi kayu sengon


Menghitung kubikasi kayu gelondongan (log) Sengon sangat penting untuk diketahui bagi
mereka yang ingin berbisnis perkebunan Sengon, sehingga kita bisa memperkirakan dengan pasti berapa kubik log kayu Sengon yang kita peroleh dalam luasan 1 hektarenya. Mengetahui cara menghitung kubikasi penting agar kita sebagai pekebun bisa terhindar dari kerugian akibat ketidakjujuran pembeli.
Artikel ini saya tulis bertujuan untuk menjelaskan secara gamblang bagaimana menghitung
kubikasi log Sengon dengan berbagai macam ukuran diameter.
Rumus utama menghitung kubikasi adalah :
Volume = ( P X D X D X 0,7854 ) : 1.000.000
Di mana : P = Panjang potongan log
D = Diameter log
Contoh : Kita menjual ke PT Angin Ribut,  dengan panjang potongan biasanya 130 Cm dengan diameter kayu (Tok) adalah 30 Cm, maka volume yang didapat dalam setiap satu potongan log itu adalah;
Volume = ( 130 X 30 X 30 X 0,7854) : 1.000.000
= 0,0918 M3
Biasanya dalam 1 batang pohon Sengon dengan posisi ideal batang utama lurus setinggi 9 meter, maka dalam 1 pohon bisa mendapat 6 potongan log sepanjang 1,3 cm.
Jadi dalam 1 pohon berdiameter 30 Cm akan mendapat kubikasi sebesar;
Vol = 0,0918 X 6
= 0,55 m3.
Ini berarti untuk mendapat 1 m3 pada kayu dengan diameter 30 cm diperlukan 2 batang pohon Sengon.
Selamat mencoba semoga bermanfaat.

Keuntungan dari bisnis sengon

Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana pola perkebunan Sengon yang kita kembangkan itu bisa menuai keuntungan dengan hasil yang sangat optimal. Kuncinya hanya satu: Lakukan Budi Daya Sengon dengan pola Intensifikasi Tinggi.
Sengon memang punya karakteristik yang sangat cocok dengan pebisnis yang punya karakter malas. Pebisnis malas adalah mereka yang berfikir sedikit bekerja, ditinggal tanpa pemeliharaan dan bisa panen. Dan khusus untuk Sengon itu memang bisa.
Masyarakat di Kabupaten Wonosobo adalah contoh pebisnis Sengon yang malas. Hasil kunjungan PT Raja Sengon Indonesia ke Wonosobo untuk studi banding budi daya Sengon memang menemukan hal itu. Masyarakat di sana, begitu menanam Sengon, kemudian mereka jaga selama 1 tahun agar terhindar dari hama Kambing. Setelah pohon setinggi 2 meter, setelah itu ditinggal begitu saja. Dan setelah 5 tahun datang kemudian dipanen. Ini bisa terjadi sesuai karakter Sengon yang mempunyai daya hidup tinggi.
Sistem Tanam pebisnis malas tentu banyak kelemahan, meski bisa juga memanennya. Kelemahan pertama tingkat kematian pasti tinggi, bisa antara 12%-30%. Kelemahan kedua adalah capaian diameter yang kecil maksimal 15 Cm. Efek diameter yang kecil tentu terkait langsung dengan harga jual.
Pola Intensifikasi Tinggi sudah barang tentu akan berdampak luas terhadap keuntungan yang dicapai. Pola intensifikasi tinggi mengukurnya hanya dengan dua perlakuan;
1. Bersihkan tanaman sengon dari rumput/gulma tiap 3 bulan sekali.
2. Pupuk dengan NPK (bersubsidi) akan lebih baik lagi NPK Mutiara (Non Subsidi) setiap 4 bulan sekali.
Dengan menerapkan dua pola ini, maka pertumbuhan batang atau diameter bisa berkisar antara 7-10 Cm per tahun. Sementara pertumbuhan normal per tahun Sengon selama ini maksimal hanya 5 Cm per tahun.
Efek pertumbuhan batang yang rata-rata per tahun minimal 7 Cm akan berdampak langsung dengan harga jual yang tinggi. Pola ini, kalau kita hitung pertambahan diameter hanya 7 Cm per tahun, artinya pada tahun ke-3 (saat penjarangan tahap I), harga jual log sudah di atas Rp600 ribu per m3. Karena saat itu diameter tegakan Sengon sudah di atas 21 Cm. Selama ini pada saat penjarangan tahap I, diamter masih di bawah 20 Cm atau harga jual per M3 masih diangka Rp300 ribu. Ini membuktikan pola Intensifikasi Tinggi bisa meningkatkan harga jual sampai 100%.
Di bawah ini adalah perhitungan Laba/Rugi versi PT Raja Sengon Indonesia. Penjelasan ini penting untuk menjawab keraguan para investor soal keuntungan dari perkebunan Sengon dengan pola Intensifikasi Tinggi.
Dalam perhitungan ini, perusahaan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut;
1. Jarak Tanam 1X3 meter atau dalam 1 ha ada 3.300 pohon.
2. Perhitungan bisnis, hanya dihitung ketika panen tahun ke-5. Perusahaan mengabaikan keuntungan dari penjarangan tahan I (tahun ke-3), tahap II (tahun ke-4) dan keuntungan dari Tumpang sari.
3. Ketika panen tebang keseluruhan pada tahun ke-5, jumlah pohon terpanen hanya 60% dari yang tertanam. Artinya dari 3.300 yang tertanam, pada panen tahun ke-5 hanya ditebang 1.980 pohon.
4. Diameter pada masa panen dihitung 30 Cm ke atas.
5. Harga jual saat panen dengan diameter 30 Cm ke atas hanya dihitung Rp500 ribu per m3. Dengan harga riil saat ini Rp820 ribu per m3.
6. Per m3 terdiri dari 3 pohon. Itu artinya dalam 1 ha saat panen mendapat 1.980/3 = 660 m3
7. Jadi keuntungan per ha per lima tahun adalah 660 X Rp500 ribu = Rp330 juta per ha.
8. Total Biaya Produksi Rp65 juta per ha per lima tahun.
9. Keuntungan bersih Rp330 juta – Rp65 juta = Rp265 juta per ha.
Keuntungan ini lebih dari 400%, jika dibandingkan dengan bunga deposito yang hanya 5% per tahun. Jadi kesimpulannya, Investasi Sengon jauh lebih menguntungkan.
Strategi Cerdik
Ada beberapa cara bagaimana bisnis Sengon ini bisa menjadi mesin uang yang berputar kencang, tanpa henti sehingga kita bisa menikmati apa yang oleh Robert Kiyosaki sebut sebagai Kebebasan Finansial dengan “Pensiun Muda Kaya Raya.” Berikut ini adalah strategi yang mesti dilakukan;
1.Bagi yang modalnya nekat, tanamlah Sengon tiap tahun sampai tahun ke lima minimal 1 ha. Artinya tahun pertama tanam 1 ha, begitu seterusnya sampai tahun ke 5. Dengan pola ini maka begitu memasuki tahun ke-6 dan sampai tujuh turunan, akan menikmati terus tiada henti panen Sengon. Jangan lupa terus tambah areal tanam dengan cara membeli/dimiliki secara pribadi ketika mulai menuaihasil.
2. Bagi yang bermodal besar, tanamlah Sengon tiap tahun sampai tahun ke-5, minimal 10 ha. Artinya tahun pertama tanam 10 ha, begitu seterusnya sampai tahun ke-5. Kenapa minimal 10 Ha? Karena dengan luasan 10 ha akan mencapai tingkat keekonomian yang tinggi. Karena begitu memasuki tahun ke-6, maka akan memetik ketungan bersih per tahun Rp2,65 miliar atau gaji per bulan Rp220,8 juta per bulan. Setingkat dengan gaji presiden direktur diperusahaan multi nasional. Tapi akan lebih mantap lagi kalau per tahun bisa menanam minimal 50-100 ha.
3. Dan ini yang penting; Lakukan bisnis terintegrasi. begitu punya kebun luas, dirikan pabrik minyak atsiri dan kembangkan perikanan yang kita pelihara di lahan-lahan kita yang kandungan airnya bagus. Bangun pabrik trileks setengah jadi sehingga ada nilai tambah.
4. Saran penting: Tanamlah sengon di tanah kita sendiri, tanah yang kita bebaskan. Bukan tanah sewa. Dengan tanah milik sendiri maka akan lebih leluasa mengembangkan bisnis Sengon.
Dengan pola ini, untuk bisa ‘Pensiun Muda Kaya Raya tidaklah begitu susah.” Cuma ya itu tingkatkan juga amalnya kepada kaum miskin papa.

Cara tepat menanam bibit sengon


Bibit sengon siap tanam
Belakangan ini kegemaran masyarakat untuk menanam Sengon begitu besar dan masif. Tapi kebanyakan dari mereka bingung soal jenis bibit yang bisa mereka tanam, dan bagaimana budi dayanya. Artikel ini akan mengulas soal bagaimana budi daya bibit Sengon yang baik.
Jenis Sengon yang bagus untuk budi daya adalah jenis Sengon Putih atau Sengon Laut. Bukan Sengon Coklat. Cirinya, Sengon putih atau Sengon Laut itu tidak bercabang sepanjang minimal 9 meter. Dan warna kulitnya putih. Sementara Sengon coklat mudah bercabang hampir disetiap pertumbuhan 1 meter dan warna batangnya coklat.
Sengon coklat kalah ekonomis ketimbang Sengon putih. Karena Sengon coklat akibat percabangan yang banyak menyebabkan kubikasinya rendah. Dan jarang perusahaan yang mau menerima kayu jenis ini.
Pertanyaannya, apakah kalau kita membeli bibit Sengon selalu mendapat jenis Sengon Laut? Jawabannya ya. Semua pembudidaya Sengon atau pedagang bibit Sengon, selalu menjual jenis Sengon Putih atau Sengon Laut.
Berapa harga bibit Sengon yang ideal? Rata-rata pedagang Sengon, untuk ketinggian bibit 60 Cm dijual Rp1.200 per pohon. Tapi harga ideal adalah setiap ketinggian 10 Cm harga yang pas adalah Rp10 per pohon. Artinya kalau ketinggian pohon 60 Cm, maka harga jualnya mesti Rp600. Karena total ongkos produksi pembibitan sengon per pohon hanya Rp250.
Perlu saya ingatkan, prinsip investasi Sengon adalah mudah dan murah. Makanya hati-hati memilih harga Sengon.
Bibit sengon dalam polibag umur satu minggu
Untuk mendapatkan harga bibit Sengon murah dan berkualitas, ada dua langkah. Pertama, belilah bibit Sengon di sentra-sentra bibit, seperti Magelang, Purwokerto dan Cilacap. Atau lakukan Budi Daya Sendiri jauh lebih murah dan jelas asal-usull bibitnya.
Berikut adalah teknik pembibitan Sengon;
1. Untuk mendapat biji Sengon, carilah pohon Sengon yang sudah berdiameter di atas 40 Cm. Tapi harus Sengon Laut, yang mempunyai ciri kulit berwarna putih dan percabangan tidak banyak.
2. Ambil biji Sengon yang sudah jatuh di tanah. Ambil biji-biji itu ketika musim kemarau. Karena biji Sengon berjatuhan ketika musim kemarau. Dalam 1 Kg biji Sengon biasanya terdapat 50-60 ribu bakal pohon Sengon.
3. Rendam biji Sengon itu di dalam air mendidih pada malam hari, dan biarkan sampai pagi. Volume air secukupnya, asal terendam semua biji yang kita dapat.
4. Pagi harinya, sortir biji sengon yang sudah direndam. Yang mengambang ambil dan buang. Tapi yang tenggelam kita tetapkan sebagai bakal biji Sengon yang bagus.
5. Tebar secara merata di atas plastik, biarkan sampai muncul kecambahnya di biji-biji itu. Biasanya kecambah itu muncul setelah 1-4 hari setelah perendaman.
6. Siapkan polybag. Poisi Polybag harus sudah siap ketika biji-biji itu sudah berkecambah. Artinya persiapan polybag harus jauh-jauh hari. Biasanya persiapan polybag kita lakukan sejak 2 bulan sebelum biji siap tanam.
7. Komposisi kandungan Polybag terdiri dari kompos, tanah dan pasir dengan komposisi kompos 50%: tanah 25% dan Pasir 25%. Ketiganya dioplos secara merata dan masukan ke polybag.
8. Ukuran polybag adalah 10X15 Cm, bisa dari bahan plastik hitam atau putih.
9. Lubangi plastik Polybag itu dibagian bawahnya.
10. Ketika biji Sengon yang sudah berkecambah mau ditanam di polybag, posisi kecambah harus menghadap ke atas, letakkan dengan hati-hati.
11. Siram dengan kucuran air yang halus, sehari 1-2 kali tergantung kondisi alam, beri peneduh dengan kain kasa dan tempatkan di lahan yang agak tinggi.
12. Semprot dengan obat anti Serangga kalau terserang serangga dengan dosis yang sangat rendah.
13. Sebulan setelah itu, pohon Sengon akan tumbuh setinggi 10 Cm.
14. Ketinggan 10 Cm adalah saat yang sangat tepat dan ideal untuk melakukan penanaman.