Selasa, 25 September 2012

Keuntungan dari bisnis sengon

Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana pola perkebunan Sengon yang kita kembangkan itu bisa menuai keuntungan dengan hasil yang sangat optimal. Kuncinya hanya satu: Lakukan Budi Daya Sengon dengan pola Intensifikasi Tinggi.
Sengon memang punya karakteristik yang sangat cocok dengan pebisnis yang punya karakter malas. Pebisnis malas adalah mereka yang berfikir sedikit bekerja, ditinggal tanpa pemeliharaan dan bisa panen. Dan khusus untuk Sengon itu memang bisa.
Masyarakat di Kabupaten Wonosobo adalah contoh pebisnis Sengon yang malas. Hasil kunjungan PT Raja Sengon Indonesia ke Wonosobo untuk studi banding budi daya Sengon memang menemukan hal itu. Masyarakat di sana, begitu menanam Sengon, kemudian mereka jaga selama 1 tahun agar terhindar dari hama Kambing. Setelah pohon setinggi 2 meter, setelah itu ditinggal begitu saja. Dan setelah 5 tahun datang kemudian dipanen. Ini bisa terjadi sesuai karakter Sengon yang mempunyai daya hidup tinggi.
Sistem Tanam pebisnis malas tentu banyak kelemahan, meski bisa juga memanennya. Kelemahan pertama tingkat kematian pasti tinggi, bisa antara 12%-30%. Kelemahan kedua adalah capaian diameter yang kecil maksimal 15 Cm. Efek diameter yang kecil tentu terkait langsung dengan harga jual.
Pola Intensifikasi Tinggi sudah barang tentu akan berdampak luas terhadap keuntungan yang dicapai. Pola intensifikasi tinggi mengukurnya hanya dengan dua perlakuan;
1. Bersihkan tanaman sengon dari rumput/gulma tiap 3 bulan sekali.
2. Pupuk dengan NPK (bersubsidi) akan lebih baik lagi NPK Mutiara (Non Subsidi) setiap 4 bulan sekali.
Dengan menerapkan dua pola ini, maka pertumbuhan batang atau diameter bisa berkisar antara 7-10 Cm per tahun. Sementara pertumbuhan normal per tahun Sengon selama ini maksimal hanya 5 Cm per tahun.
Efek pertumbuhan batang yang rata-rata per tahun minimal 7 Cm akan berdampak langsung dengan harga jual yang tinggi. Pola ini, kalau kita hitung pertambahan diameter hanya 7 Cm per tahun, artinya pada tahun ke-3 (saat penjarangan tahap I), harga jual log sudah di atas Rp600 ribu per m3. Karena saat itu diameter tegakan Sengon sudah di atas 21 Cm. Selama ini pada saat penjarangan tahap I, diamter masih di bawah 20 Cm atau harga jual per M3 masih diangka Rp300 ribu. Ini membuktikan pola Intensifikasi Tinggi bisa meningkatkan harga jual sampai 100%.
Di bawah ini adalah perhitungan Laba/Rugi versi PT Raja Sengon Indonesia. Penjelasan ini penting untuk menjawab keraguan para investor soal keuntungan dari perkebunan Sengon dengan pola Intensifikasi Tinggi.
Dalam perhitungan ini, perusahaan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut;
1. Jarak Tanam 1X3 meter atau dalam 1 ha ada 3.300 pohon.
2. Perhitungan bisnis, hanya dihitung ketika panen tahun ke-5. Perusahaan mengabaikan keuntungan dari penjarangan tahan I (tahun ke-3), tahap II (tahun ke-4) dan keuntungan dari Tumpang sari.
3. Ketika panen tebang keseluruhan pada tahun ke-5, jumlah pohon terpanen hanya 60% dari yang tertanam. Artinya dari 3.300 yang tertanam, pada panen tahun ke-5 hanya ditebang 1.980 pohon.
4. Diameter pada masa panen dihitung 30 Cm ke atas.
5. Harga jual saat panen dengan diameter 30 Cm ke atas hanya dihitung Rp500 ribu per m3. Dengan harga riil saat ini Rp820 ribu per m3.
6. Per m3 terdiri dari 3 pohon. Itu artinya dalam 1 ha saat panen mendapat 1.980/3 = 660 m3
7. Jadi keuntungan per ha per lima tahun adalah 660 X Rp500 ribu = Rp330 juta per ha.
8. Total Biaya Produksi Rp65 juta per ha per lima tahun.
9. Keuntungan bersih Rp330 juta – Rp65 juta = Rp265 juta per ha.
Keuntungan ini lebih dari 400%, jika dibandingkan dengan bunga deposito yang hanya 5% per tahun. Jadi kesimpulannya, Investasi Sengon jauh lebih menguntungkan.
Strategi Cerdik
Ada beberapa cara bagaimana bisnis Sengon ini bisa menjadi mesin uang yang berputar kencang, tanpa henti sehingga kita bisa menikmati apa yang oleh Robert Kiyosaki sebut sebagai Kebebasan Finansial dengan “Pensiun Muda Kaya Raya.” Berikut ini adalah strategi yang mesti dilakukan;
1.Bagi yang modalnya nekat, tanamlah Sengon tiap tahun sampai tahun ke lima minimal 1 ha. Artinya tahun pertama tanam 1 ha, begitu seterusnya sampai tahun ke 5. Dengan pola ini maka begitu memasuki tahun ke-6 dan sampai tujuh turunan, akan menikmati terus tiada henti panen Sengon. Jangan lupa terus tambah areal tanam dengan cara membeli/dimiliki secara pribadi ketika mulai menuaihasil.
2. Bagi yang bermodal besar, tanamlah Sengon tiap tahun sampai tahun ke-5, minimal 10 ha. Artinya tahun pertama tanam 10 ha, begitu seterusnya sampai tahun ke-5. Kenapa minimal 10 Ha? Karena dengan luasan 10 ha akan mencapai tingkat keekonomian yang tinggi. Karena begitu memasuki tahun ke-6, maka akan memetik ketungan bersih per tahun Rp2,65 miliar atau gaji per bulan Rp220,8 juta per bulan. Setingkat dengan gaji presiden direktur diperusahaan multi nasional. Tapi akan lebih mantap lagi kalau per tahun bisa menanam minimal 50-100 ha.
3. Dan ini yang penting; Lakukan bisnis terintegrasi. begitu punya kebun luas, dirikan pabrik minyak atsiri dan kembangkan perikanan yang kita pelihara di lahan-lahan kita yang kandungan airnya bagus. Bangun pabrik trileks setengah jadi sehingga ada nilai tambah.
4. Saran penting: Tanamlah sengon di tanah kita sendiri, tanah yang kita bebaskan. Bukan tanah sewa. Dengan tanah milik sendiri maka akan lebih leluasa mengembangkan bisnis Sengon.
Dengan pola ini, untuk bisa ‘Pensiun Muda Kaya Raya tidaklah begitu susah.” Cuma ya itu tingkatkan juga amalnya kepada kaum miskin papa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar