Teknik Pembesaran Lobster Air Tawar
Post under teknologi pertanian | Rabu, Agustus 27, 2008 Oleh Dede Suhaya
HIDANGAN lobster laut di restoran seporsinya bisa dihargai Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, sementara lobster air tawar paling murah Rp 50.000 per porsinya. Terbentuknya harga yang tinggi ini, sudah pasti karena demand yang tinggi sementara supply-nya seret. Tak pelak lagi lobster menjadi hidangan yang mewah, mahal, dan eksklusif. Siapapun pasti tertarik terjun di bisnis ini?
Secara umum, lobster laut maupun lobster air tawar sama saja, lagi pula asalnya sama-sama dari laut. Hanya saja lobster air tawar lebih rendah kadar kolesterolnya dan kandungan Omega3-nya lebih tinggi. Keistimewaan lainnya, lobster air tawar gampang beradaptasi sehingga lebih mudah dibudidayakan. Bisa dipelihara di akuarium, di kolam, bak mandi, bahkan di kolam-kolam.
Dibandingkan dengan beternak gurame, lele, atau ikan mas, menurut beberapa praktisi, beternak lobster air tawar dianggap sangat menguntungkan. Laba yang diraup bisa jauh lebih besar. Bandingkan saja, bila membesarkan gurame butuh waktu 1 - 1,5 tahun untuk bisa dijual seharga Rp 18.000-Rp 20.000 per kg. Sedangkan lobster air tawar dengan waktu pembesaran yang sama dapat dijual dengan harga Rp 250.000 per kg.
Pertumbuhan lobster air tawar bisa diatur sesuai keinginan peternak, juga dapat dibesarkan dalam waktu relatif lebih singkat dibandingkan pembesaran secara alamiah. Beberapa teknik pembesaran lobster air tawar banyak dikembangkan para peternak dalam maupun luar negeri. Dengan teknik-teknik ini, waktu pembesaran bisa dipacu lebih singkat lagi hingga 4,5 bulan.
Sekadar pengetahuan, beberapa teknik pembesaran lobster diuraikan secara singkat di bawah ini (untuk ukuran kolam besar).
Untuk pembesaran lobster, seleksi benih sangatlah penting. Calon benih harus bongsor. Cirinya tubuh agak kekar dan sedikit lebih panjang. Hanya saja benih seperti itu sulit didapat. Dari setiap betina bertelur, hanya 10% saja yang terlihat bongsor setelah mencapai ukuran 5 cm.
Pilihlah spesies lobster yang mudah dipelihara dan cepat pertumbuhannya, misalnya yang sedang tren adalah jenis lobster Australia (Cherax quadricarinatus) yang terkenal dengan sebutan "si capit merah" (redclaw).
Pembesaran lobster akan optimum bila dilakukan pada kolam tanah berukuran besar di atas 200 m2. Struktur tanah yang baik adalah campuran lempung dan sedikit berlumpur. Tanah berpasir tidak disarankan, karena air mudah menyerap. Sementara tanah liat menghambat proses penyerapan kotoran secara alami. Pemadatan tanah di awal pembangunan kolam mutlak dilakukan. Dinding kolam bisa dilapisi potongan bambu. Kolam bisa dipupuk dahulu agar sumber pakan alami melimpah.
Kualitas air perlu dijaga dengan cara filterisasi. Sebenarnya memanfaatkan arus deras, bisa memajukan waktu panen hingga 30 hari. Sayangnya perlu sumber air dengan debit yang cukup besar. Pembesaran lobster dapat dilakukan di daerah bersuhu sekitar 24 - 26 derajat C. Dataran menengah di atas 600 m dpl berpotensi menghasilkan ukuran konsumsi lebih cepat.
Ketersediaan oksigen terlarut bisa diperbesar dengan pemakaian kincir air. Untuk tempat berlindung lobster, beberapa petani di Australia memanfaatkan ban-ban bekas yang ditumpuk atau dibiarkan berserakan di dasar kolam.
Jenis pakan juga sangat mempengaruhi cepat-lambatnya pertumbuhan lobster. Pemberian pakan pelet secara terus menerus membuat si capit merah akan tumbuh memanjang. Sebaliknya pemberian pakan alami membuat udang menjadi bongsor. Pelet dan pakan alami seperti cacing tanah dan keong mas bisa diberikan bergantian. Dosis pakan ini jumlahnya hingga 5% dari bobot tubuh/hari.
Pertumbuhan lobster dari ukuran tebar 2 inci selama 2 bulan pertama akan mencapai sekitar 8 cm. Tiga bulan berikutnya panjang tubuh redclaw ini 15 cm. Bobot rata-rata akan mencapai 100 - 110 gram/ekor. Bila ruang gerak cukup, lobster akan lebih cepat besar, sehingga padat penebaran diatur pada 8 - 10 ekor/m2.
Lobster Lembut Bersuara Jangkrik
TIDAK seperti kebanyakan lobster yang memiliki cangkang dengan permukaan kasar serta berduri, lobster yang satu ini justru memiliki kulit yang lembut seperti kain wol bila diraba. Dan yang lebih menakjubkan lagi crustacea ini bisa mengeluarkan suara nyaring mirip jangkrik. Untuk pertama kalinya secara tidak sengaja, lobster langka ini tertangkap pancing kapal pukat komersial di perairan utara Queensland, Australia dari kedalaman 270 m. Untung saja ia ditemukan dalam keadaan hidup dan sehat. Kini hewan laut ini dipertontonkan di akuarium Reef HQ Townsville, yang dikelola Great Barrier Reef Marine Park Authority. Karena tidak biasanya ini, dengan cangkang seperti kain dan kemampuan untuk mencicit, para ilmuwan telah menempatkan pada genus tersendiri. Hewan ini nyaris hilang dalam khasanah ilmu pengetahuan. "Sungguh menyenangkan, karena biasanya bila anda mendapat spesies atau genus baru, mereka akan ditempatkan di musium atau diawetkan di dalam botol berisi alkohol," ujar general manager Reef HQ Patrick Filmer-Sankey, yang menggambarkan lobster ini sebagai 'binatang asing' seukuran kelinci." "Udang besar ini bisa mengeluarkan bunyi seperti jangkrik dengan cara menggesek-gesekkan bagian anatomi tertentu secara bersamaan, kemungkinan kaki-kaki bagian belakang," ungkapnya. Tidak jelas alasan lobster ini mengeluarkan suara, tetapi para ilmuwan memperkirakan sebagai tanda untuk kawin atau mempertahankan daerah kekuasaannya. Para ilmuwan kini memprediksi ada banyak makhluk mirip lobster ini di perairan Australia dan Pasifik. Suatu saat bisa spesies langka ini berhasil dibudidayakan, bisnis ikan hias akan semakin marak dengan munculnya jenis anyar ini, bahkan bukan tidak mungkin bakal muncul berbagai kontes lobster "berkicau" di kalangan peternak atau hobiis. (DS/sumber: www.abc.net.au)***
Lobster Lembut Bersuara Jangkrik
TIDAK seperti kebanyakan lobster yang memiliki cangkang dengan permukaan kasar serta berduri, lobster yang satu ini justru memiliki kulit yang lembut seperti kain wol bila diraba. Dan yang lebih menakjubkan lagi crustacea ini bisa mengeluarkan suara nyaring mirip jangkrik. Untuk pertama kalinya secara tidak sengaja, lobster langka ini tertangkap pancing kapal pukat komersial di perairan utara Queensland, Australia dari kedalaman 270 m. Untung saja ia ditemukan dalam keadaan hidup dan sehat. Kini hewan laut ini dipertontonkan di akuarium Reef HQ Townsville, yang dikelola Great Barrier Reef Marine Park Authority. Karena tidak biasanya ini, dengan cangkang seperti kain dan kemampuan untuk mencicit, para ilmuwan telah menempatkan pada genus tersendiri. Hewan ini nyaris hilang dalam khasanah ilmu pengetahuan. "Sungguh menyenangkan, karena biasanya bila anda mendapat spesies atau genus baru, mereka akan ditempatkan di musium atau diawetkan di dalam botol berisi alkohol," ujar general manager Reef HQ Patrick Filmer-Sankey, yang menggambarkan lobster ini sebagai 'binatang asing' seukuran kelinci." "Udang besar ini bisa mengeluarkan bunyi seperti jangkrik dengan cara menggesek-gesekkan bagian anatomi tertentu secara bersamaan, kemungkinan kaki-kaki bagian belakang," ungkapnya. Tidak jelas alasan lobster ini mengeluarkan suara, tetapi para ilmuwan memperkirakan sebagai tanda untuk kawin atau mempertahankan daerah kekuasaannya. Para ilmuwan kini memprediksi ada banyak makhluk mirip lobster ini di perairan Australia dan Pasifik. Suatu saat bisa spesies langka ini berhasil dibudidayakan, bisnis ikan hias akan semakin marak dengan munculnya jenis anyar ini, bahkan bukan tidak mungkin bakal muncul berbagai kontes lobster "berkicau" di kalangan peternak atau hobiis. (DS/sumber: www.abc.net.au)***